BUKITTINGGI
Bukittinggi merupakan salah satu kota
di wilayah Sumatera Barat. Kota ini merupakan daerah wisata alam,
sejarah dan kuliner..hawa dan udaranya sejuk,orangnya ramah2 dan ceweknya
cantik2..hehehe..
Di Bukittinggi terdapat beberapa objek wisata,
diantaranya:
yang paling terkenal Jam Gadang,
jam ini merupakan peninggalan Belanda,,yang unik dari jam ini adalah
angka romawi pada jam yang menunjukkan angka 4 dengan IIII, bukan IV.
Jam gadang ini berada di pusat kota,,di pasar atas. Pasar ini juga
merupakan tujuan wisata karena di pasar ini dijual aneka hasil ukiran,
sulaman dan kerajinan lainnya yang khas minangkabau. Di pasar ini juga
banyak penjual masakan padang yang terkenal ajiiib..gulai gajeboh,
randang, tunjang, dendeng, goreng baluik dan lain2..berikut beberapa
objek wisata yang ada di pusat kota bukittinggi
Masih
di kawasan pusat kota,,tidak jauh dari jam gadang,ada tempat wisata
yang dinamakan panorama. panorama ini merupakan wisata alam,,disini
terdapat lubang Jepang yang konon katanya dulu lubang yang berbentuk
terowongan ini adalah tempat sembunyinya orang2 Jepang waktu berperang.
dari
panorama ini,,nampak juga kawasan wisata ngarai sianok,,untuk mencapai
ngarai sianok ini kita masih harus melakukan perjalanan lagi,,tpi tidak
terlalu jauh kog..hampir berdekatan dengan lubang jepang..
Wisata
lainnya yang ada di pusat kota bukittinggi adalah jembatan limpapeh,
kebun binatang dan benteng vort de kock. Jembatan limpapeh ini
menghubungkan antara kebun binatang dan benteng vort de cock.
Semasa pemerintahan Belanda, Bukittinggi dijadikan sebagai salah
satu pusat pemerintahan, kota ini disebut sebagai Gemetelyk Resort pada
tahun 1828. Sejak tahun 1825 pemerintah koloial Belanda telah
mendirikan sebuah benteng di kota ini sebagai tempat pertahanan, yang
hingga kini para wisatawan dapat melihat langsung benteng tersebut yaitu
Fort de Kock. Selain itu, kota ini tak hanya dijadikan sebagai pusat
pemerintahan dan tempat pertahanan bagi pemerintah kolonial Belanda,
namun juga dijadikan sebagai tempat peristirahatan para opsir Belanda
yang berada di wilayah jajahannya.
Fort de Kock juga dibangun sebagai lambang bahwa Kolonial Belanda
telah berhasil menduduki daerah di Sumatera Barat. Benteng tersebut
merupakan tanda penjajahan dan perluasan kekuasaan Belanda terhadap
Bukittinggi, Agam, dan Pasaman. Belanda memang cerdik untuk menduduki
Sumatera Barat, mereka memanfaatkan konflik intern saat itu, yaitu
konflik yang terjadi antara kelompok adat dan kelompok agama. Bahkan
Belanda sendiri ikut membantu kelompok adat, guna menekan kelompok
agama selama Perang Paderi yang berlangsung 1821 hingga tahun 1837.
Belanda yang membantu kaum adat melahirkan sebuah kesepakatan bahwa
Belanda diperbolehkan membangun basis pertahan militer yang dibangun
Kaptain Bauer di puncak Bukit Jirek Hill, yang kemudian diberi nama Fort
de Kock.
Setelah membangun di Bukit Jirek, Pemerintah Kolonial Belanda pun
melanjutkan rencananyamengambil alih beberapa bukit lagi seperti Bukit
Sarang Gagak, Bukit Tambun Tulang, Bukit Cubadak Bungkuak, dan Bukit
Malambung. Di daerah tersebut juga dibangun gedung perkantoran, rumah
dinas pemerintah, kompleks pemakaman, pasar, sarana transportasi,
sekolah juga tempat rekreasi. Pembangunan yang dilakukan oleh
pemerintahan Kolonial Belanda tersebut dalam istilah Minangkabau dikenal
dengan “tajua nagari ka Bulando” yang berarti Terjual negeri pada
Belanda. Di masa itu memang, Kolonial Belanda menguasai 75 persen
wilayah dari lima desa yang dijadikan pusat perdagangan.
Sejak direnovasi pada tahun 2002 lalu oleh pemerintah daerah, Fort de
Kock, kawasan benteng kini menjadi Taman Kota Bukittinggi (Bukittinggi
City Park) dan Taman Burung Tropis (Tropical Bird Park). Disini anda tak
hanya disajikan pemandangan alam, anda bersama kelaurag juga menemui
beberapa satwa burung yang menjadi koleksi di taman ini.
Hmmm..menarik
bukan Bukittinngi?? tempat wisatanya terpusat di satu titik,,dan
semuanya berdekatan,,jadi sekali ke bukittinggi udah bisa melakukan
wisata kesemua objek diatas..Marii ke bukittinggi kawann.. :)








